Penerapan Manajemen Risiko Perbankan dalam Open Banking BRIAPI
Manajemen risiko perbankan menjadi salah satu pengembangan layanan perbankan yang tidak boleh diabaikan. Hal ini untuk menjaga keamanan bank dan keamanan para nasabah di bank tersebut. Bagaimana penerapannya di BRIAPI?
BRIAPI atau BRI Application Programming Interface termasuk layanan dengan risiko open banking. Berikut ini akan dibahas mengenai penerapan manajemen risiko yang ada di perbankan, khususnya dalam layanan open banking BRIAPI.
Pengelolaan terhadap risiko tersebut dikenal dengan penerapan manajemen terhadap risiko dalam perbankan. Mengapa hal tersebut perlu diterapkan? Hal ini terkait dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalisir risiko tersebut.
Risiko berarti segala sesuatu yang tidak diinginkan terjadi karena mengakibatkan kerugian. Arti manajemen risiko dalam keuangan yakni mengidentifikasi potensi risiko lalu menganalisis dan mengambil tindakan pencegahan.
Sedangkan pengertian manajemen perbankan, yaitu mengatur segala bentuk aktivitas atau kegiatan keuangan pada bank tersebut. Mulai dari pekerjaan teller, customer services, dan karyawan pembukuan unit giro, tabungan hingga deposito.
Sehingga manajemen risiko perbankan sendiri memiliki arti. Yaitu, semua bentuk praktik yang dilakukan oleh lembaga keuangan untuk mengantisipasi munculnya segala sesuatu yang tidak diinginkan dari produk layanan perbankan.
Open banking atau sistem perbankan terbuka, diawali dari adanya digitalisasi. Meskipun digitalisasi memberi kemudahan dalam penggunaan layanan perbankan, tetapi di sisi lain juga menimbulkan banyak risiko baru yang membahayakan.
Jenis insiden menurut the information security management bisa berupa virus, unauthorized access, pencurian atau kehilangan kepercayaan informasi, serangan denial of service dalam sistem, dan korupsi informasi.
Berdasarkan banyaknya jenis insiden tersebut, data IBM security juga menampilkan bahwa keuangan jadi sektor kedua dari target kejahatan siber. Bahkan 70% kejahatan langsung mengincar ranah perbankan.
Sehingga perlu adanya privacy dan cybersecurity. Sebab, entitas yang saling terintegrasi membuat eksposur data jadi meningkatkan risiko open banking. Ditambah lagi, nomor ponsel juga menjadi backbone dalam transaksi digital.
Terakhir, memaksimalkan keamanan siber dengan mengedepankan keamanan data nasabah. Salah satunya melalui mitigasi dengan mendukung RUU Perlindungan Data Pribadi, dan membangun sistem BRIBRAIN.
Penerapan manajemen risiko dalam layanan open banking BRIAPI sebagai berikut.
BRIAPI atau BRI Application Programming Interface termasuk layanan dengan risiko open banking. Berikut ini akan dibahas mengenai penerapan manajemen risiko yang ada di perbankan, khususnya dalam layanan open banking BRIAPI.
Pengertian Manajemen Risiko Perbankan
Risiko perbankan merupakan risiko yang terjadi sebagai bentuk dari berbagai keputusan dalam setiap layanan perbankan. Mulai dari keputusan penyaluran kredit, penerimaan dana, valuta asing, insako, hingga keputusan finansial lain.Pengelolaan terhadap risiko tersebut dikenal dengan penerapan manajemen terhadap risiko dalam perbankan. Mengapa hal tersebut perlu diterapkan? Hal ini terkait dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalisir risiko tersebut.
Risiko berarti segala sesuatu yang tidak diinginkan terjadi karena mengakibatkan kerugian. Arti manajemen risiko dalam keuangan yakni mengidentifikasi potensi risiko lalu menganalisis dan mengambil tindakan pencegahan.
Sedangkan pengertian manajemen perbankan, yaitu mengatur segala bentuk aktivitas atau kegiatan keuangan pada bank tersebut. Mulai dari pekerjaan teller, customer services, dan karyawan pembukuan unit giro, tabungan hingga deposito.
Sehingga manajemen risiko perbankan sendiri memiliki arti. Yaitu, semua bentuk praktik yang dilakukan oleh lembaga keuangan untuk mengantisipasi munculnya segala sesuatu yang tidak diinginkan dari produk layanan perbankan.
Pengertian Risiko Open Banking
Jenis insiden menurut the information security management bisa berupa virus, unauthorized access, pencurian atau kehilangan kepercayaan informasi, serangan denial of service dalam sistem, dan korupsi informasi.
Berdasarkan banyaknya jenis insiden tersebut, data IBM security juga menampilkan bahwa keuangan jadi sektor kedua dari target kejahatan siber. Bahkan 70% kejahatan langsung mengincar ranah perbankan.
Sehingga perlu adanya privacy dan cybersecurity. Sebab, entitas yang saling terintegrasi membuat eksposur data jadi meningkatkan risiko open banking. Ditambah lagi, nomor ponsel juga menjadi backbone dalam transaksi digital.
Penerapan Risiko Perbankan di Layanan Open Banking BRIAPI
BRI juga menyediakan layanan open banking dengan kualitas berikut. Pertama, memberikan user experience terbaik bagi para nasabah. Kedua, melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak baik perusahaan digital maupun non digital.Terakhir, memaksimalkan keamanan siber dengan mengedepankan keamanan data nasabah. Salah satunya melalui mitigasi dengan mendukung RUU Perlindungan Data Pribadi, dan membangun sistem BRIBRAIN.
Penerapan manajemen risiko dalam layanan open banking BRIAPI sebagai berikut.
Posting Komentar untuk "Penerapan Manajemen Risiko Perbankan dalam Open Banking BRIAPI"